Dasar Teori Alat Ukur Incrits
Indonesia Critical Thinking Skills Test (Incrits) merupakan alat ukur yang bertujuan mengukur keterampilan berpikir kritis individu.
Critical Thinking adalah penilaian (
judgment) seseorang secara mandiri dengan tujuan tertentu yang menghasilkan interpretasi, analisis, evaluasi, dan simpulan disertai oleh penjelasan pertimbangan berdasarkan bukti, konsep, metodologi, kriteria, atau konteks tempat penilaian tersebut didasarkan
(Facione, 1990). Incrits disusun berdasarkan konsep
critical thinking hasil konsensus American Philosophical Association (APA) yang terdiri atas keterampilan
interpretation, analysis, evaluation, inference, dan
explanation (Facione, 1990).
Reliabilitas Alat Ukur Incrits
Incrits memiliki konsistensi baik dan terbukti mampu mengukur keterampilan berpikir kritis individu. Secara keseluruhan Incrits memiliki reliabilitas yang baik (≥0.7) dan pada level subtes reliabilitas Incrits juga memadai (>0.60).
Validitas Alat Ukur Incrits
Validitas konten alat ukur diperoleh melalui penelaahan oleh Subject Matter Expert (SME) dengan menghitung item-objective congurence index. Incrits menghasilkan rata-rata Item objective congruence Index sebesar 0,94. Hal ini menunjukkan bahwa item-item pada Incrits dinilai tepat untuk mengukur konstruk keterampilan critical thinking yang ditujukan.
Berdasarkan analisis struktur internal, Incrits terbukti memiliki struktur yang sesuai dengan model critical thinking berdasarkan konsensus APA. Dengan menggunakan Confirmatory Factor Analysis, uji kecocokan model (goodness of fit) yang terdiri dari Comparative Fit Index (CFI), Non Normed Fit Index (NNFI), Tucker Lewis Index (TLI), Standardized Root Mean Square Residual (SRMR), dan Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) membuktikan bahwa model pada Incrits merupakan model yang fit. Selain itu, ditemukan bahwa semua factor loading pada subtes-subtes memiliki nilai lebih dari 0,30, yaitu 0,65 - 0,86 yang artinya memenuhi kriteria baik.
Selain itu, uji korelasi hasil skor Incrits dengan beberapa variabel juga berhasil membuktikan validitas alat ukur Incrits, diantaranya:
1. Keterampilan critical thinking yang diukur pada Incrits terbukti memiliki korelasi yang signifikan dengan skor disposisi CT.
2. Skor Incrits secara umum beserta subtes-subtesnya memiliki korelasi rendah-moderat dengan IPK (indeks prestasi kumulatif).
3. Skor Incrits beserta subtes-subtesnya ditemukan berkorelasi dengan skor tes Raven’s Standard PM (SPM).
4. Skor Incrits secara umum beserta subtes-subtesnya ditemukan memiliki korelasi dengan skor Faxtor Cognitive Ability Test (FCAT) dan Faxtor Endurance and Speed Test (FEAST).
Klasifikasi Alat Ukur Incrits
Incrits termasuk dalam kategori C yaitu tes yang membutuhkan beberapa pengetahuan tentang konstruksi tes dan prosedur tes untuk penggunaannya dan didukung oleh pengetahuan dan pendidikan psikologi
(HIMPSI, 2010; 2018). Oleh karena itu, Incrits hanya dapat diadmistrasikan oleh sarjana psikologi yang mengikuti pelatihan dibawah supervisi psikolog yang menekuni alat ukur Incrits. Selain itu, interpretasi alat ukur ini hanya dapat dilakukan oleh psikolog yang menguasai teori terkait Incrits.
Penggunaan Alat Ukur Incrits
Incrits dapat digunakan dalam ranah industri dan pendidikan tergantung tujuan penggunaannya. Dalam setting industri, keterampilan
critical thinking dapat berguna untuk memprediksi performa kerja maupun kemampuan khusus yang dimiliki pegawai, seperti kemampuan analisis dan penyelesaian masalah, membuat pertimbangan dan pengambilan keputusan, serta keahlian yang bersifat teknis
(Ejiogu dkk., 2006). Selain itu di dalam setting pendidikan, mengetahui keterampilan berpikir kritis mahasiswa dapat memprediksi prestasi akademiknya di perguruan tinggi dan dapat membantu dalam menentukan kurikulum pembelajaran yang sesuai.
Keunggulan Alat Ukur Incrits
Incrits merupakan alat ukur berpikir kritis yang disusun berdasarkan konsensus terkini American Philosophical Association (APA) mengenai konsep critical thinking. Incrits menggunakan general context dalam pengukurannya (tidak terikat pada konteks spesifik) dan dapat digunakan dalam rentang usia yang luas, yaitu 21-60 tahun sehingga sangat sesuai untuk berbagai kebutuhan. Selain itu, dilakukan pula pembaruan norma dengan 3.469 sampel yang tersebar di seluruh Indonesia dengan pengelompokkan berdasarkan kelompok usia. Dan yang terpenting, Incrits memiliki struktur yang valid sesuai dengan struktur teori yang digunakan.
Kelengkapan Tambahan
"Indonesia Critical Thinking Skills Test Technical Manual Guideline"