image
HomeLatest Updates and Articles
Apakah MBTI bisa menggambarkan kepribadian seseorang secara keseluruhan?

Apakah MBTI bisa menggambarkan kepribadian seseorang secara keseluruhan?

Faxtorians pasti tidak asing dengan istilah MBTI. Seperti yang sering kali kita lihat atau bahkan kita bahas bersama teman-teman sekitar kita, atau sekedar menanyakan “Eh, MBTI kamu apa deh?” Tak jarang juga kebanyakan dari kita secara tidak sadar mengkotak-kotakkan seseorang berdasarkan MBTI-nya. Lalu, apakah tes-tes MBTI yang beredar valid dan reliabel? Apakah tes MBTI sudah cukup untuk menggambarkan kepribadian kita? Yuk kita bahas lebih lanjut!

image
Apakah MBTI bisa menggambarkan kepribadian seseorang secara keseluruhan?

Key points:

  1. MBTI memiliki teori yang jelas, tetapi asesmen yang beredar masih belum jelas validitas dan reliabilitasnya.

  2. MBTI dapat menimbulkan barnum effect yang dapat menimbulkan individu percaya bahwa dirinya relate dengan hasil asesmen MBTI.

Faxtorians pasti tidak asing dengan istilah MBTI. Seperti yang sering kali kita lihat atau bahkan kita bahas bersama teman-teman sekitar kita, atau sekedar menanyakan “Eh, MBTI kamu apa deh?” Tak jarang juga kebanyakan dari kita secara tidak sadar mengkotak-kotakkan seseorang berdasarkan MBTI-nya. Lalu, apakah tes-tes MBTI yang beredar valid dan reliabel? Apakah tes MBTI sudah cukup untuk menggambarkan kepribadian kita? Yuk kita bahas lebih lanjut!


Apa itu MBTI?

MBTI atau Myers-Briggs Type Indicator berdasarkan teori Carl Jung (Jung, 1921/1971). Jung mengatakan bahwa kepribadian seseorang dibagi menjadi “introvert vs extrovert,” dan membagi kepribadian berdasarkan fungsinya; “Intuition vs sensing” dan “feelings vs thinking.”  Lalu teori Jung ini dilanjutkan oleh Katharine Cook Briggs dan anaknya Isabel Briggs Myers. Katharine dan Isabel menambahkan dimensi keempat terhadap teori jung yaitu “judging vs perceiving (Quenk, 2009). 

  • Introvert (I) vs Extrovert (E): Pada tipe ini, Jung menggambarkan bagaimana sikap seseorang apakah lebih berorientasi ke orang luar (E) atau lebih ke dalam (I) (Sipps & Alexander, 1987).

  • Intuition (N)  vs Sensing (S): Di tipe ini, digambarkan bagaimana seseorang mempersepsikan sesuatu. Pada (N) individu melibatkan evaluasi kesan dan pola pikir alami sedangkan (S) Individu memanfaatkan panca inderanya untuk memahami sesuatu.

  • Feeling (F) vs Thinking (T) : Individu tipe (F) digambarkan seseorang yang melibatkan perasaannya, nilai-nilai, dan juga sudut pandang orang lain sedangkan tipe (T) individu digambarkan berpikir menggunakan logika dan pragmatis. 

  • Judging (J) vs Perceiving (P) : Dimensi terakhir ini yang ditambahkan oleh Katharine dan Isabel menggambarkan individu dengan tipe (J) selalu merencanakan sesuatu terlebih dahulu sedangkan individu dengan tipe (P) digambarkan individu yang lebih spontan dan fleksibel dalam melakukan sesuatu.

Dari keempat dimensi ini, akan digabungkan menjadi satu dan hal tersebut yang akan dijadikan gambaran kepribadian kita. Seperti contohnya: INTJ, ISFJ, ISTJ, ENTJ, ENFP, dan lain sebagainya. Setiap gabungan kode kepribadian tersebut menggambarkan kecenderungan perilaku, sikap, dan juga gaya pengambilan keputusan seseorang.
Sampai saat ini, sudah banyak sekali yang membuat dan juga mengembangkan alat tes MBTI, kita bahkan bisa mengerjakannya secara gratis melalui web yang kita temukan. Namun, sampai saat ini, belum ada kepastian mengenai validitas dan juga reliabilitas dari alat tes yang beredar. Dengan menggunakan alat tes yang tidak valid dan tidak reliabel juga mengakibatkan efektivitas dari asesmen atau tes yang kita lakukan menjadi kurang baik, dalam artian hasil dari tes yang kita lakukan belum tentu sesuai. Hal ini dikarenakan alat tes yang tidak valid dan tidak reliabel belum mampu mengukur apa yang ingin diukur secara benar. Menurut David J. Pittenger pada jurnalnya yang berjudul “Cautionary Comments Regarding the Myers-Briggs Type Indicator” terdapat keraguan terhadap tes MBTI dikarenakan adanya ketidakkonsistenan dengan hasil tes MBTI. 

MBTI sendiri merupakan tipe kepribadian berdasarkan tipologi yang dimana MBTI ini membagi manusia menjadi beberapa bagian seperti yang sudah disebutkan di atas ada beberapa dimensi; Introvert vs Extrovert, Intuition vs Sensing, Feeling vs Thinking, dan Judging vs Perceiving. Namun, pada kenyataannya kepribadian manusia tidak dapat dikotak-kotakkan dalam beberapa dimensi dikarenakan kepribadian manusia dapat berkembang, berubah. Kepribadian manusia dapat dibilang cukup kompleks dan juga berdinamika. 


MBTI dan Barnum effect

Apakah Faxtorians tahu, pada tes kepribadian seperti MBTI juga dapat menimbulkan barnum effect (Tyson 1982a,b). Individu memiliki tendensi mempercayai deskripsi kepribadian hasil dari tes personality, walaupun deskripsi yang dibuat sangat general dan sebenarnya dapat mendekripsi semua orang. Hal ini dikenal juga sebagai Barnum effect. Informasi dari karakteristik juga memegang peran dalam menimbulkan barnum effect (Mosher, 1965; Halperin et al., 1967).  Seperti contohnya seseorang yang memiliki MBTI ENFP dideskripsikan seseorang yang ramah, penuh energi, dan berpikiran terbuka, hal ini membuat yang membaca pastinya akan merasa relate dengan hal tersebut dan menganggap kepribadian dirinya keseluruhannya adalah hal tersebut. Hal ini jugalah yang membuat validitas dan reliabilitas dari MBTI masih perlu dipertanyakan. 


Kesimpulannya apa?

MBTI sebenarnya memiliki teori yang jelas tetapi validitas dan reliabilitas dari tes yang beredar masih diragukan. Sampai saat ini belum ada penelitian yang membahas validitas dari reliabilitas asesmen MBTI yang beredar di internet. Selain itu, terdapat penemuan ilmiah yang mengatakan bahwa asesmen kepribadian seperti MBTI menimbulkan barnum effect (Tyson 1982a,b). Kepribadian manusia juga bersifat dinamis yang dimana ada masanya kita akan berubah atau berkembang. Namun, jika Faxtorians ingin melakukan asesmen kepribadian MBTI sebenarnya tidak masalah, terlebih lagi dengan mengetahui MBTI kita, kita dapat memahami diri kita lebih dalam. Hanya saja, dengan mengetahui MBTI kita jangan sampai kita membatasi diri kita dari berkembang dan melabeli diri kita ataupun orang lain. 

Teman-teman Faxtorians yang ingin melakukan asesmen kepribadian seperti MBTI, ada baiknya juga jika kita melakukan asesmen tersebut ke biro psikologi secara langsung yang bisa dipastikan validitas dan reliabilitas dari alat tes tersebut. Dengan begitu hasilnya bisa lebih akurat dan bahkan teman-teman Faxtorians bisa mendapatkan penjelasan secara langsung dari profesionalnya loh!

 

Referensi

image
Written By
Keisya Nafa'a Maharani Sophian
Related Article
image
Between Hate or Dislike learning proces...
Beberapa dari kita mungkin sudah tidak asing denga...
24 Oct 2023
image
Tingkatkan Produktivitas Kerja dengan De...
Di era industri 4.0 ini, fleksibilitas dunia kerja...
04 May 2023
image
Apakah Kepribadian Tetap Sama dari Waktu...
Dewasa ini kita mungkin sudah cukup sering mendeng...
02 Apr 2023
image
Faxtor Jalin Kolaborasi Dengan Game Deve...
Bandung, 17 Desember 2020 - Faxtor Indonesia sebag...
17 Dec 2022